JUDUL

Kamis, 25 Februari 2010


Analisis Pendapatan dan Produktivitas Usahatani Jagung Hibrida BISI dan Non BISI ( Studi Kasus Di Desa Sumengko, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur)

Jagung ( Zea mays linn) merupakan salah satu komoditas pangan yang sudah sjak lama diusahakan oleh para petani Indonesia. Peran jagung sebagai pengganti beras dan makanan tambahan sangat berfluktuasi permintaannya. Disamping untuk memenuhi kebutuhan manusia, jagung diproduksi untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak. Kebutuhan jagung tidak setiap saat terpenuhi. Walaupun mudah diusahakan dan ditanam, namun pada saat tertentu persediaan jagung dipasaran bebas berkurang.meskipun ada harganya cukup tinggi.
Salah satu peningkatan produksi jagung adalah menggunakan benih jagung hibrida yang berdaya hasil tinggi ( Anonymous, 2005). Jagung hibrida memeiliki beberapa keunggulan dalam segi produksi karena umur tanamannya pendek, daya tumbuhnya tinggi dan perawatannya mudah. Selain itu jagung hibrida juga memiliki ketahanan terhadap penyakit yang sering menyerang. Keunggulan yang dimiliki oleh jagung hibrida ini dapat memberika keungtungan lebih kepada petani ( AAK, 2003).
Produktivitas jgung juga dipengaruhi oleh faktor faktor produksi lain seperti lahan, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan lain – lain. Penggunaan faktor – faktor produksi secara efisien dapat meningkatkan produktivitas jagung hibrida. Peningkatan produktivitas jagung hibrida akan memberika keuntungan maksimal bagi usahatani jagung hibrida.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada perbedaan pendapatan diterima oleh usahatani jagung hibrida denga varietas BISI dan Non BISI, untuk menduga parameter fungsi produksi yang berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas jagung hibrida.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah diduga pendapatan usaha tani jagung hibrida varietas BISI dan Non BISI, diduga faktor yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas jagung hibrida adalah lahan, pupuk, tenaga kerja, dan varietas benih yang digunakan.
Data yang dikumpulakan dari penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari petani secara langsung melalui wawancara. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian kabupaten Ngajuk dan Kantor Kepala Desa Sumengko. Model analisis data yang digunakan adalah perhitungan biaya, penerimaan pendapatan , analisis efesiensi usahatani ( R/C Ratio), Analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglass ( Analisi regresi) dan analisis andil faktor.
Biaya usaha tani jagung hibrida adalah seluruh biaya yang benar benar dikeluarkan oleh petani ( Paid out Cost) dalam usahatani jagung hibrida baik berupa uang maupun barang dan biaya yang tidak dibayarkan seperti faktor produksi yang berasal dari dalam rumah tangga petani jagung hibrida itu sendiri. Biaya usahatani meliputi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli faktor – faktor produksi yang tidak habis dipergunakan dalam sekali oroses produksi, meliputi sewa lahan dan penyusutan alat – lat pertanian. Besarnya rata –rata biaya tetap yang dikeluarkan oleh petani responden jagung hibrida varietas BISI untuk sewa lahan sebesar Rp2.389.111 dan penyusutan alat sebesar Rp 51.049 sedangkan jagung varietas Non BISI untuk sewa lahan sebesar Rp 2.572.814 dan penyusunan alat sebesar Rp 63.500. Jadi total biaya tetap dari usahatani jagung hibrida BISI berjumlah sebesar Rp 2.449.160 dan jagung Non BISI berjumlah sebesar Rp 2.636.314 (Komala, 2007).
Biaya variabel adalah biaya jumlahnya dapat berubah – ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Biaya variabel terdiri dari biaya untuk pembelian sarana produksi atau input lancar yang digunakan dalam usahatani, antara lain: benih, pupuk, pestisida, dan biaya tenaga kerja. Besarnya biaya variabel yang dikeluarkan oleh petani responden jagung hibrida dari kedua variatas untuk benih BISI sebesar Rp528.444, Pupuk sebesar Rp 1.552.815, pestisida sebesar Rp 71.909, dan tenaga kerja sebesar Rp 2.291.441 sedangkan untuk benih Non BISI sebesar Rp 856.907, pupuk sebesar Rp 1.276.195, pestisida sebesar Rp 77.500, dan tenaga kerja sebesar Rp 2.179.006. jadi total biaya variabel dari usahatani jagung Varietas BISI sebesar Rp 4.444.548 dan jagung varietas Non BISI sebesar Rp 4.389.613 (Komala, 2007).
Pada usahatani jagung hibrida varietas BISI dan Non BISI, selain biaya tetap dan biaya tidak tetap masih terdapat biaya lain – lain yaitu berupa biaya sewa diesel dan biaya angkut yang dikeluarkan saat pasca panen. Untuk sewa diesel sebesar Rp 1.015.682 dan biaya angkut sebesar Rp 443.518 pada usahatani jagung varietas BISI sedangkan biaya sewa diesel sebesar Rp 1.123.129 dan biaya angkut sebesar Rp 434.89. jadi total biaya lain – lain untuk varietas BISI sebesar Rp1.495.200 dan Non BISI sebesar Rp 1.558.019 (Komala, 2007).
Adapun biaya total usahatani untuk varietas BISI sebesar Rp 8.351.278 dari biaya tetap ( Fixed Cost) sebesar Rp 2.449.160, biaya variabel ( variabel Cost) sebesar Rp 4.444.584, biaya lain –lain sebesar Rp 1.459.200 adapun biaya total dari usahatani variatas jagung Non BISI sebesar Rp 8.642.671 terdiri dari biaya tetap ( Fixed Cost) sebesar Rp 2.636.314, biaya variabel ( variabel Cost ) sebesar Rp 4.389.613, dan Biaya lain – lain sebesar Rp 1.558.019 (Komala, 2007). Selisih biaya total dari kedua variatas jagung sebesar Rp 291.393. jadi biaya total untuk varietas BISI lebih rendah daripada variatas Non BISI (Komala, 2007).
Analisis Break Event Point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan (Riyanto, 1997). Analisis Break Event Point dalam perencanaan keuntungan merupakan suatu pendekatan perencanaan keuntungan yang mendasarkan pada hubungan antara cost (biaya) dengan revenu (penghasilan penjualan). Untuk analisis Break Event Point dari kedua uasahatani Varietas Jugung BISI dan Non BISI yaitu:
Diketahui :
-          Produksi jagung BISI = 9.408,25 Kg
-          Produksi jagung Non BISI = 7.255,56 Kg
-          Biaya Variabel jagung BISI = Rp 4.444.584
-          Biaya Variabel jagung Non BISI = Rp 4.389.613
-          Biaya Tetap jagung BISI = Rp 2.449.160
-          Biaya Tetap Jagung Non BISI = Rp 2.636.314
-          Harga jual kedua varietas jagung = Rp 2000
Ditanya: Break Event Point?
Keuntungan?
Jawab :
1        Jagung BISI
1.1               VC per Kg = 
=
= Rp 472,41

1.2              BEP Unit =  

=
= Rp 1603,28 Kg
1.3.



= 2.449.160
    1 – 472,41
2000
=  Rp 3. 205.706,80




2.1 VC per Kg = 
=
= Rp 604,99

2.2  BEP Unit =  
=

                                      = Rp 1889,81 Kg
2.3



= 2.636.314
1-      604,99
   2000
=  Rp 3.776.954,15



2          Jagung Non BISI       











3        Selisih keuntungan dari kedua Varietas Jagung BISI dan Non BISI
3.1.      Total penerimaan Varietas Jagung BISI = Produksi x Harga jual
 = 9.408,25 x  2000
 = Rp 18.816.500
3.2       Total Penerimaan Varietas Jagung Non BISI = Produksi x Harga Jual
  = 7.255,56 x 2000
  = Rp 14.511.120

3.3        Total Cost (TC) varietas jagung BISI = Biaya tetap + Biaya variabel
  = 2.449.160 + 4.444.584
  = Rp 6.893.744
Total Cost (TC) varietas jagung Non BISI = Biaya tetap + Biaya variabel
= 2.636.314 + 4.389.613
=  Rp 7.025.927

3.4  Keuntungan varietas jagung BISI = TR (Total Revenue) - TC (Total Cost)
= 18.816.500 - 6.893.744
= Rp 11.922.756
Keuntungan Varietas jagung Non BISI = TR (Total Revenue) - TC (Total Cost)
=  14.511.120 - 7.025.927
= Rp 7.485.193
Hal ini menunjukkan bahwa usahatani jagung hibrida untuk kedua varietas yang dilakukan didaerah penelitian sama – sama menguntungkan. Dilihat dari analisis biayanya dapat disimpulkan bahwa usahatani jagung hibrida varietas BISI lebih menguntungkan daripada usahatani varietas Non BISI.









Daftar Pustaka
AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius. Yogyakarta
Anoymous. 2005. Jagung. Available at // http: id.wikipedia.org/wiki/jagung.jakarta
Komala, Septi. 2008. Analisis Pendapatan dan Produktivitas Usahatani Jagung Hibrida Varietas BISI dan Non BISI Di Desa Sumengko, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Naanjuk, Jawa Timur. Fakultas Pertanian.Malang

















MAKALAH USAHA TANI
“ Biaya dan Pendapatan Usahatani”
Disusun untuk Melengkapi Tugas Modul IV Mata Kuliah Usahatani




Andrean Eka H.          0810440014
Anita Suharyani          0810440018
Arby Septin N.            08100440019
Ardiyanto Bagus L.    0810440022
Cerianingtyas R.         0810440039
Dhani Yudi P              0810440052
Dyah Evy N.               0810440058
Emila Sa’adah             0810440062
Nuriskiyaningsih         0810440256
Sholikha Fitroh N.P.   0810440275
Sistyarahma A.            0810440277
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2009




Tidak ada komentar:

Posting Komentar